Geliat Dakwah Syiah di Gorontalo

Polemik tentang syiah di Gorontalo kembali mencuat setelah beredar secara viral di media sosial gambar (foto) sekretariat Ahlul Bait Indonesia (ABI) daerah Kota Gorontalo, salah satu organisasi syiah di Indonesia selain Ikatan Jama’ah Ahlulul Bait Indonesia (IJABI) yang getol mendakwahkan agama yang dicetuskan oleh tokoh Yahudi yang bernama Abdullah Ibn Saba ini. Kami sendiri menerima gambar tersebut tanggal 16 Oktober 2015. Dalam gambar tersebut, meskipun berukuran kecil, sangat jelas pada papan nama yang terpampang di dinding bangunan berwarna-warni yang terletak di jalan kenangan Kota Gorontalo ini bertuliskan “Sekretariat Dewan Pengurus Daerah Ahlul Bait Indonesia Kota Gorontalo”.

Sebenarnya, ABI jauh sebelumnya telah hadir di Bumi Serambi Madinah. Berdasarkan berita yang dilansir di situs resmi ABI Indonesia, ormas syi’ah ini hadir di Gorontalo sejak 1 september 2014.

Sekian lama dirindukan, DPW ABI akhirnya resmi dibentuk di Provinsi Gorontalo. Pelantikan pengurus berlangsung di sebuah hotel di pusat Kota Gorontalo, senin 1 September 2014 malam”. Demikian laporan yang ditulis Indar/Yudhi dalam situs resmi ABI pusat.

Jika dilihat, selang waktu pelantikan pengurus DPW ABI Gorontalo dengan pemasangan papan nama sekretariat DPD ABI Kota Gorontalo adalah 1 tahun 15 hari (jika papan nama tersebut dipasang tanggal 15 oktober 2015). Dalam selang waktu tersebut apa yang dilakukan oleh kelompok syiah ini? Yang jelas mereka tidak berdiam diri, mereka terus bergerak menebar racun syiah kepada masyarakat utamanya kaum intelek (mahasiswa dan akademisi). Kami melihat dan mendengar, dalam selang waktu tersebut mereka menggelar berbagai kegiatan, baik yang dimotori oleh mahasiswa yang merupakan underbow mereka di kampus maupun komunitas-komunitas yang digagas oleh pentolan-pentolan mereka di Gorontalo. Beginilah kelakuan pengagum tukang jagal, Khomeini, jika merasa masih sedikit (minoritas) mereka melakukan gerakan-gerakan bawah tanah (sembunyi-sembunyi) untuk menarik simpati masyarakat. Pemasangan papan nama sekretariat ini boleh jadi bagian dari show of power karena mereka merasa sudah punya banyak kader. Jika kekuatan mereka besar, tujuan akhir mereka adalah bukan mempererat ukhuwah sunni-syi’ah atau menyatukan ummat sebagaimana yang mereka gembar-gemborkan. Dan isu persatuan ummat yang dibawah oleh kaum yang melegalkan kawin kontrak ini adalah salah satu senjata utama untuk menarik simpati masyarakat, termasuk kehadiran mereka di daerah yang memiliki motto adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah ini. Dalam situs resmi ABI, salah seorang yang menyebut dirinya Abu Abdilmuhsin, mengomentari berita hadirnya ABI di provinsi Gorontalo, “….Apa misi atau gerakan dakwah Abi Gorontalo ? apakah menebarkan dakwah syi’ah di tengah2 kaum muslimin gorontalo atau ingin melakukan langkah taqrib mendekatkan antara syi’ah dan sunni?”

Admin situs, dengan nama akun ahlulbait author menjawab, Islam adalah rumah besar umat Islam, tetapi sejarah bercerita bahwa sejak awal Islam berkembang dengan beragam mazhab. Ini harus disadari dan diterima sebagai khasanah/kekayaan umat. Karena itu kehadiran ABI dimana pun termasuk di Gorontalo adalah untuk mendidik umat agar tahu menghargai perbedaan sebagai kekayaan. Bukan untuk saling menyerang, apalagi untuk mengkafirkan. Semoga antum dan kita semua dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi pemersatu umat”.

Kehadiran syiah di daerah tertentu (termasuk Gorontalo) bukan untuk membawa keberkahan melainkan malapetaka, sebagaimana yang kita saksikan di sampang Madura, Iraq, Suriah, Lebanon, dan negeri-negeri lain yang telah dikuasai oleh kelompok mereka. Orang-orang syiah sangat bernafsu untuk meneteskan darah kaum sunni, mereka menganggap manis darah kaum sunni. Simak pernyataan ancaman tokoh sentral syiah Indonesia, Kang Jalal, saat menanggapi penyerangan warga syiah di Sampang, Madura yang kami kutip dari buku ‘Zionis & Syiah Bersatu Hantam Islam’,

Orang-orang syiah pada suatu saat tidak akan membiarkan tindakan kekerasan itu terus-menerus terjadi. Karena buat mereka, mengorbankan darah dan mengalirkannya bersama darah Imam husein adalah satu mimpi yang diinginkan oleh orang syiah. Saya tidak bermaksud mengancam ya, tapi apakah kita harus memindahkan konflik sunnah-syiah dari Iraq ke Indonesia? Semua itu berpulang pada pemerintah,” ungkap Jalal.

Berkaitan dengan syiah di Gorontalo, sejak kuliah (2007) kami telah mengenal beberapa pentolan syi’ah, baik mahasiswa maupun tokoh masyarakat Gorontalo. Bermula dari cerita senior kami, saat itu kami duduk berdua menunggu kuliah dimulai. Saya meminta untuk melihat buku yang dibawanya saat itu, dengan ramah beliau perlihatkan buku tersebut. Buku tersebut ditulis oleh Murtadha Muthahari, saya lupa judulnya. Murtadha Muthahari adalah salah seorang pemikir syi’ah selain Ali Syariati, yang tulisan-tulisannya digandrungi aktivis mahasiswa terutama yang beraviliasi dengan syiah. Sambil membolak-balik halaman buku, sang senior bercerita tentang syiah, kekagumannya pada syiah, tokoh syiah, Khomeini atas keberhasilannya dalam Revolusi Iran (bukan Revolusi Islam). Saat itu beliau menyebutkan bahwa baru ada 3 orang yang berpaham syiah di Gorontalo, selain beliau, ada dua orang lagi salah satunya sudah menetap di Qum, Iran dan sesekali berkunjung ke Gorontalo, yang satunya lagi saya lupa.

Masa kami kuliah, memang aktivitas syiah-isasi dikalangan mahasiswa sangat nampak, meskipun saat itu mereka tidak menyebut mereka syiah. Saat ini gerakan mereka dikalangan mahasiswa lebih masif lagi. Belakangan kami mendengar sudah ada mahasiswa yang kawin kontrak (mut’ah).

Beberapa aktivis syiah di Gorontalo adalah alumni perguruan tinggi di Makassar, yang merupakan basis syiah terbesar kedua setelah Jawa Barat. Tentang ini kami punya pengalaman yang diceritakan oleh seorang teman saat kami di Jogja (2014). Beliau bercerita tentang keluarganya (sepupu) alumni salah satu PT di Makassar yang bertandang ke Jogja dan kebetulan menginap di asrama HPMIG Gorontalo, samirono. Beliau menceritakan keluarganya ini kalau shalat menggunakan batu di tempat sujudnya dan saat di Jogja banyak menghabiskan waktu di Yayasan Rausyan Fikr Yogyakarta (yayasan syiah). Sepulang ke Gorontalo, kami mendengar keluarga dari teman ini aktif dalam komunitas diskusi (di Gorontalo) yang didalamnya juga ada pendukung syiah. Setahu kami juga, pemilik bangunan yang menjadi sekretariat ABI Kota Gorontalo adalah alumni salah satu PT di Makassar.

Melihat fenomena ini, geliat dakwah syiah di Gorontalo cukup masif meskipun belum terang-terangan, kita patut waspada, melindungi saudara-saudara kita dari ancaman racun mematikan syiah. Secara umum, dari 5 (lima) fase cara syiah mengusai suatu negara. Di Indonesia, tulis Novelan Tauhidi dalam bukunya ‘Zionis & Syiah Bersatu Hantam Islam‘ telah mamasuki fase ke-4, dan tingal menunggu waktu untuk masuk ke fase ke-5 (fase terakhir), yaitu pematangan. Inilah puncak dari segala puncak. Semua kejadian sampai pada kilimaksnya, maka terjadi kekacauan besar dalam negeri, dan negara kehilangan faktor-faktor stabilitasnya (keamanan dan ekonomi), sehingga dengan kekacauan ini mereka bisa masuk dan mengusulkan pembentukan dewan perwakilan rakyat baru, yang bisa mereka setir, mereka mengajukan jasa sukarela untuk membantu pemerintah dalam rangka menstabilkan kondisi dalam negeri, dengan menguasai sendi-sendi penting kepemerintahan, hingga mereka bisa merealisasikan target “Ekspor Revolusi Iran” dengan desain yang rapi. Dan , jika cara itu tidak tercapai mereka gunakan cara lain yang telah terdesain sebelumnya yaitu memprovokasi rakyat untuk melakukan revolusi, setelah itu mereka mencuri kekuasaan dari tangan pemerintah.

Mengakhiri tulisan ini, kami mengutip pernyataan yang pernah disampaikan guru kami, Ustad Abu Fathimah Rustam hafizhahullahu, jika kebaikan diam, maka keburukan akan berbicara.

Maka, mari sama-sama bergerak dalam kebaikan dalam bingkai al Qur’an dan sunnah yang shahihah, menghalau gerakan syiah-isasi dan penyesatan ummat di Bumi Serambi Madinah.

Abu Naufal Ja’far

About Abu Maryam

menjelajahi lautan 'ilmu sebagai bekal di akhirat kelak

Posted on October 20, 2015, in Catatanku, opini and tagged , , . Bookmark the permalink. 2 Comments.

  1. jika referensi anda terkait syiah tidak berdasar dari literatur syiah maka pemikiran anda tdk objektif terkesan subjektif, bacalah literatur syiah sebelum anda mengklaim sesat syiah.

  2. negara memberikan perlindungan hukum atas kebebasan setiap penganut agama ,asalkan tidak berseberangan dengan pancasila dan undang undang dasar.negara akan hadir didepan jika ada sekelompok orang yang akan mengancam keutuhan NKRI.

Leave a comment

(new) Iqmal Tahir's Blog

Ternyata tidak cuma kimia saja yang ingin kutulis...

Abu Maryam Notes

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S 58:11)

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.